Wikipedia

Search results

Wednesday 27 March 2013

Siapa itu Paus Fransiskus?


Siapa itu Paus Fransiskus? thumbnail

Mungkin semua orang sependapat bahwa pemilihan Jorge Mario Bergoglio sebagai Paus Fransiskus merupakan hal yang tak terduga dalam banyak cara. Namun, ini tidak sepenuhnya merupakan suatu kejutan. Bergoglio adalah orang nomor dua setelah Joseph Ratzinger dalam konklaf yang digelar tahun 2005, yang memilih Paus Benediktus XVI.
Bergoglio adalah imam dari Serikat Yesus, orang Amerika Latin dan paus pertama dari wilayah bagian selatan. Ia memiliki orangtua yang adalah warga migran asal Italia. Tetapi, ia bukan “orang Italia” atau kardinal dari Kuria karena ia tidak pernah berkarya di Vatikan.
Ia dianggap sebagai seorang gembala yang memiliki pandangan konservatif di bidang teologi, namun ia memiliki wawasan yang luas, khususnya perhatiannya akan kebutuhan orang-orang miskin. Hal ini mencerminkan komitmen akan kesederhanaan yang nampak dalam gaya hidupnya sendiri.
Bisa dikatakan bahwa waktu dan kekuatan yang membentuknya, karya yang dilakukannya dan berbagai tantangan yang dihadapinya telah mempersiapkan dirinya dengan baik untuk menjadi paus.
Dibesarkan di masa fasisme dan sosialisme – sebuah pergumulan politik yang dibuat sedemikian unik untuk Argentina oleh Juan Peron – Bergoglio masuk Serikat Yesus tahun 1950-an. Tidak seperti biasanya, ia dipilih sebagai Provinsial Serikat Yesus di Argentina ketika berumur 30-an – sejak 1973 hingga 1979.
Tahun 1970-an merupakan tahun-tahun di mana para imam Serikat Yesus di Argentina tercerai-berai oleh perpecahan dan konflik. Banyak imam Serikat Yesus menanggalkan imamat mereka. Konflik ini sangat berkaitan dengan petunjuk untuk kongregasi dan Gereja – seperti Teologi Pembebasan yang menyeruak di Amerika Latin – dan juga politik setempat. Konflik politik seputar Juan Peron dan penerusnya yang terjadi selama beberapa dekade memecah-belah masyarakat Argentina dan juga para imam Serikat Yesus.
Pada masa itu, menyatukan para imam Serikat Yesus di Argentina bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Namun, Bergoglio terlibat aktif dalam memberikan perubahan dalam tubuh Serikat Yesus dengan adanya dorongan dari dunia luar. Keputusan akhir dicapai tahun 1975 dalam sebuah pertemuan luar biasa para petinggi kongregasi – sebuah Rapat Umum. Bergoglio terlibat aktif dalam proses ini.
Petunjuk yang ditetapkan oleh Serikat Yesus memicu kemarahan Vatikan. Tahun 1981, Yohanes Paulus II menetapkan kepala kongregasi, Pedro Arrupe, dan mengangkat seorang pengawas untuk melakukan penyelidikan, dan jika perlu, membenahi segala ekses yang muncul.
Kira-kira di waktu yang sama, militer yang dikalahkan oleh UK atas sengketa Kepulauan Malvinas/Falklands mulai menghilangkan kediktatoran militer dan memulihkan demokrasi.
Bergoglio dikritik atas sikapnya yang mencolok selama rezim diktator di Argentina selama periode ini. Namun, ia memimpin publik dalam meminta Gereja untuk menyampaikan permohonan maaf atas kebisuannya selama “perang yang kotor” itu dan “ketidakhadirannya” selama kediktatoran militer berlangsung.
Bergoglio menjadi uskup sejak 1992 dan uskup agung Buenos Aires sejak 1998. Keuskupan agung ini bukanlah yang terbesar di Amerika Latin, yang memberinya pengalaman di bidang politik selama 15 tahun. Namun, sebagai seorang warga Argentina, permainan ekonomi menjadi hal yang utama.
Masa di mana ia memimpin keuskupan agung dan para imam Serikat Yesus selama pergolakan yang terjadi tahun 1970-an seharusnya  bisa mengarahkannya untuk menjawab secara tepat persoalan yang ada, menghargai proses yang dibutuhkan untuk suatu perubahan sistematis, dan memikirkan orang-orang yang dibutuhkannya untuk mewujudkan perubahan itu.
Terkait nama Fransiskus yang dipilihnya, Bergoglio ingin mengingat kenangan Fransiskus dari Asisi. Ia mungkin juga mengenang beberapa nama lain – dua Yesuit yakni Fransiskus Xaverius dan Francis Borgia, seorang duda dan ayah dari sebuah keluarga besar dan Bangsawan dari Gandia yang masuk Serikat Yesus saat paruh baya dan karena pengalaman administratifnya langsung menduduki jabatan tinggi.
Sekarang tinggal menunggu apakah orang luar yang cerdas dan berpengalaman bisa menjalankan tugas dalam mereformasi Kuria dan mendekatkan proses Gereja yang lebih luas pada perubahan seperti yang diinginkan oleh Konsili Vatikan II.
Pastor  Mick Kelly SJ adalah Direktur Eksekutif  ucanews.com

No comments:

Post a Comment