ttp://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Roh_Kudus
Bank Roh Kudus
Bank Roh Kudus (Bahasa Italia: Il Banco di Santo Spirito;
Bahasa Latin: Banco de Spiritus Sanctus) adalah sebuah bank yang didirikan oleh
Paus Paulus V pada tanggal 13 Desember 1605. Bank ini merupakan bank nasional
pertama di Eropa (sebagai bank Negara-negara Kepausan), bank deposit pertama di
Roma, dan bank yang beroperasi tanpa henti tertua di Roma hingga bank ini
merger pada tahun 1992.
Bank ini didirikan oleh Paus Paulus V di gedung Mahkamah Roh
Kudus (yang kemudian dikenal sebagai Palazzo del Banco di S. Spirito) pada
tanggal 13 Desember 1605.Pembangunan gedungnya dimulai pada tahun 1513 oleh
Paus Leo X di tempat yang dikenal dengan julukan "Jalan Perbankan".Bank
yang baru didirikan menyediakan suatu sumber pendapatan baru bagi Rumah Sakit
Agung Santo Spirito (didirikan tahun 1201),yang kesulitan finansialnya semakin
parah sepanjang abad ke-16, dan pada tahun 1607 bank ini mulai mengawasi
keuangan rumah sakit tersebut, yang memiliki bank tersebut.
Dari tanggal 20 Februari 1606 hingga t ahun 1923, Bank Roh
Kudus menyediakan dana bagi gereja-gereja dan berbagai rumah sakit yang
dibangun di Roma, dan untuk tujuan komersial lainnya. Bank ini meminjamkan
dananya kepada beberapa proyek pekerjaan umum, termasuk diantaranya proyek saluran
air Trajan (dimulai tahun 1608).
Pada tahun 1750, Paus Benediktus XIV, dikenal akan
kutukannya pada praktik bunga uang (Vix Pervenit, diumumkan secara resmi pada
tanggal 1 November 1745), menata ulang bank ini dan membatasi aktivitas
pinjam-meminjamnya. Pada tahun 1786, selama masa keoausan Paus Pius VI, bank
ini menjadi salah satu yang pertama yang menerbitkan uang kertas.
Catatan-catatan Bank ini masih tersimpan di Arsip Rahasia
Vatikan, namun tidak di Introitus et Exitus, daftar catatan Kamar Apostolik.
1923–92
Pada tahun 1923, Bank Roh Kudus ditata ulang menjadi sebuah
perusahaan saham gabungan. Pada tahun 1935, Istituto per la Ricostruzione
Industriale (IRI) dari pemerintahan fasis Italia merebut kemudi dari bank ini.
Pada tahun 1930an, para perampok Bank dari Naples yang
mencoba untuk menggali masuk ke dalam kamar besi bawah tanah bank ini tidak
sengaja menemukan tulang belulang para korban epidemi kolera tahun 1836, yang
setelah melalui penyelidikan arkeologi dikenal dengan nama kuburan Fontanelle.
Penggabungan (Merger)
Pada tahun 1992, Bank Roh Kudus - yang sebelumnya telah
bergabung dengan Cassa di Risparmio di Roma (didirikan tahun 1836) pada tahun
1989 - bergabung dengan Banco di Roma (didirikan tahun 1880) untuk membentuk
Banca di Roma, yang kemudian bergabung dengan bank-bank lain pada tahun 2002 untuk
membentuk Capitalia.
Institut bagi Karya-karya Rohani
Institut bagi Karya-karya Rohani atau Istituto per le Opere
di Religione (IOR), yang terletak di Kota Vatikan. Institusi ini dijalankan
oleh seorang Presiden Direktur (CEO) profesional yang melapor langsung pada
sebuah Komite Kardinal, dan ujung-ujungnya pada Sri Paus (atau Kardinal
Camerlengo selama masa jeda kekuasaan atau interregnum). Semenjak aset-asetnya
tidak bisa dinilai sebagai harta Tahta Suci, institusi ini tidak diawasi oleh
badan Prefektur bagi Masalah-masalah Ekonomi Tahta Suci, dan institusi ini
tercantum di dalam Annuario Pontifico bersama-sama dengan yayasan-yayasan
seperti Yayasan Yohanes Paulus II bagi Sahel - sebuah yayasan yang menyediakan
dana bagi pelatihan orang untuk melawan kekeringan dan perubahan tanah menjadi
gurun pasir di sembilan negara Afrika.
Presiden Bank Vatikan saat ini adalah Angelo Caloia.
Institut bagi Karya-karya Rohani terlibat dalam sebuah
skandal politik dan finansial besar di era tahun 1980-an, berhubungan dengan
ambruknya Banco Ambrosiano - yang mana Bank Vatikan adalah pemegang saham
mayoritasnya - pada tahun 1982 senilai US$3.5 miliar. Kepala Bank Vatikan tahun
1971-1989, Paul Marcinkus, diproses untuk diajukan sebagai terdakwa di tahun
1982 di Italiasebagai seorang kaki-tangan dari terjadinya kebangkrutan ini.
Kode Identifikasi Bank (the Bank Identifier Code) dari
Institut bagi Karya-karya Rohani adalah IOPRVAVX.
No comments:
Post a Comment